ABNORMALITAS.. Tentu kata tersebut sudah tak asing lagi terdengar oleh kita. Namun, seringkali kita sulit menentukan, kapan suatu gejala dikatakan abnormal atau tidak. Untuk lebih jelasnya, beberapa paradigma di bawah ini telah menjelaskan bagaimana suatu gejala dapat dikatakan abnormal.
Selamat membaca :)
1. Perspektif Biologis
Menurut pandangan perspektif ini seseorang di katakan abnormal apabila ada gangguan di struktur otak, ketidak seimbangan neurotransmitter dan gangguan dari genetika. Sebab-sebab perilaku abnormal tersebut diantaranya, ketidakteraturan dalam kerja sistem neurotransmiter di otak, kerusakan otak, maupun pengaruh genetis. Dari pandangan ini, abnormalitas disebut sebagai penyakit mental, dan individu yang mengalaminya disebut pasien di rumah sakit dan ditangani oleh dokter.
Metode penanganan yang dapat digunakan adalah terapi biomedis, khususnya terapi obat. Contohnya adalah obat antipsikotik yang membantu mengontrol simtom psikotik yang menonjol.
Sebagai contoh, penyakit Skizofrenia merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan yang melibatkan neurotransmiter dopamin. Orang-orang yang mengalami skizofrenia mungkin menggunakan lebih banyak dopamin yang tersedia di otak daripada orang-orang lain yang tidak mengalami skizofrenia. Ciri-ciri orang yang menderita skizofrenia adalah timbulnya halusinasi, semacam pembicaraan yang tidak koheren, dan pemikiran delusional. Salah satu metode penanganannya adalah memberikan obat antipsikotik clozapine, yang tampaknya telah bekerja dengan memblok reseptor dopamin di otak.