Ketika aku mulai terbangun dari tidur panjangku.. Aku mulai berfikir..
Ketika aku dalam kesendirian.. Aku mulai merenung..
Mengapa aku bisa menjadi sekarang ini..
Mengapa pikiranku, perasaanku, begitu berbeda dengan yang dulu..
Pola berpikirku, emosionalku, dan tutur kataku pun terasa berbeda..
Dan ternyata, setelah aku mengetahui tentang teori-teori psikologi, sedikit banyak aku mulai bisa menjawab pertanyaanku sendiri..
Menurut Freud, tingkah laku manusia sekarang dipengaruhi oleh perbuatan di masa lalunya. Manusia mempunyai aspek ketidaksadaran. Hal ini dapat disimbolkan dengan gunung es. Dimana puncaknya merupakan alam kesadaran kita. Namun, tanpa kita sadari, dibalik gunung es yang tampak itu terdapat sesuatu yang begitu dahsyat di bawahnya. Lembah gunung yang berakar sampai ke dasar lautan. Dan itulah yang merupakan pusat ketidaksadaran kita..
Setiap manusia pasti mempunyai keinginan, pernah mendapat tekanan, maupun banyak hal pahit yang menyelimuti masa lalunya. Seorang anak yang selalu dikekang sewaktu kecil, selalu diatur, bagaimanakah perkembangannya ketika besar nanti?? Seorang ibu yang selalu berkata, "Nak, jangan main di situ, kotor lho!" atau sering pula kita mendengar perkataan seperti ini, "Sini biar ibu suapin, nanti kalau kamu makan sendiri malah belepotan".
Meskipun hal di atas merupakan sesuatu yang sederhana, namun ada dampak yang akan ditimbulkan nantinya. Anak tersebut ketika dewasa akan sulit sekali untuk bisa berkembang. Keraguan akan selalu menyertai di setiap kesempatan. Ini merupakan pengaruh pola asuh orangtua di masa lalu, yang kurang memberikan kesempatan si anak untuk mengembangkan rasa keingintahuannya.
Keragu-raguan dan ketidakpercayaan diriku sekarang ini mungkin juga hasil dari pola asuh orang tuaku di masa lalu. Mereka tidak pernah mengekang, namun sedikit memerintah. Hal itu membuat saya tidak percaya diri melakukan sesuatu atas inisiatif sendiri.
Namun, menurutku, teori Freud tersebut tidak bisa mematenkan bahwa selamanya manusia akan seperti itu. Kita bisa melihat dari teori lain, misalnya teori Adler yang menyatakan bahwa kehidupan manusia tidak ditentukan dari masa lalu, melainkan karena orientasi ke masa depan.
Jadi, meskipun pola asuh anak telah salah di masa lalunya, namun apabila pada saat dewasa si anak tersebut berkeinginan kuat untuk menjadi lebih baik, maka dia akan menjadi lebih baik dari masa lalunya. Tentu saja lingkungan sosial juga ikut andil dalam membentuk atau merubah tingkah laku kita. Orang yang selalu berpikiran positif tentang masa depannya, tentu saja akan berbeda dengan orang yang selalu pesimis karena kegagalan di masa lalunya.
Untuk itu, sebagai orang tua, hendaknya jangan terlalu memanjakan, maupun melarang si anak ketika kecil, terutama saat menginjak di bawah 5 tahun. Biarkanlah mereka berimajinasi, berkarya karena rasa keingintahuannya. Dan orang tua pun hanya sekedar mengawasi dan membimbing mereka.
Di lain pihak, sebagai diri pribadi, kita juga jangan selalu terpaku dengan masa lalu. Sambutlah hari esok dengan penuh senyuman dan pikiran yang positif. Kalau kemarin kita gagal, besok kita harus menang. Kalau kemarin kita menang, besok kita harus bisa mempertahankannya..
Sambut dunia dengan senyuman dan teruslah berjuang!!! :))
3 April 2011 pukul 12.32
Met siank... :p wah udah lama aku gak mampir kesini hhe...
Hem... Pola asuh orang tua sih mau gak mau pasti berdampak sama kehidupan anaknya kelak, klo orang tuanya suka mukulin si anak, bukan gak mungkin nantinya ketika si anak jadi ayah dia juga akan melakukan hal yg sama... cuma selamin Faktor asuh, kayanya lingkungan ikut andil hhe.. :P
Semangat n Happy Sunday :P